Pala – Buah Yang Bikin Kepulauan Banda Neira Menderita
Pada abab ke-16, Kepulauan Banda Neira (Maluku) dikenal sebagai satu-satunya daerah penghasil buah pala di dunia.
Kepulauan tersebut menjadi salah satu pusat perdagangan rempah-rempah pada masa itu, dan dikunjungi oleh pedagang dari Jawa, india, Arab, Portugis dan beberapa negara Asia.
Pada awal April 1609, armada kapał VOC milik Belanda yang dipimpin oleh Pieter Willemsz Verhoeff tiba di Banda Neira. Mereka ingin memonopoli perdagangan buah pala tersebut, dan mendirikan Benteng. Masyarakat Banda pun melawan dan membunuh beberapa orang Belanda.
VOC akhirnya kesal, dan kemudian Heeren XVII berpendapat kalau sudah saatnya Belanda ambil alih keseluruhan Banda. Tidak peduli jika harus menghabisi penduduk lokal. Kemudian Gubernur Jenderal Gerard Reynst memimpin pasukan ke Banda Neira pada 21 Maret 1615, untuk merebut Kepulauan itu.
Inggris Tidak terima kalau Belanda (VOC) menguasai perdagangan di Kepulauan Banda, kemudian mereka berperang pada tahun 1618. Namun pada akhirnya, Belanda dan inggris kemudian berdamai. Mereka sepakat 1/3 total rempah-rempah di Pulau itu diambil oleh Inggris, sedangkan sisanya diambil oleh Belanda.
Tapi, salah seorang pejabat VOC, Jan Pieterrszoon Coen, Tidak senang dengan perjanjian itu dan ingin menguasai Kepulauan Banda untuk kedua kalinya. Armada VOC yang dipimpin Jan Pieterszoon Coen berangkat di akhir tanin 1620. Mereka terdiri dari ribuan prajurit Belanda, sert 286 tentara bajaran Jepang.
Jan Pieterszoon Coen tiba di Banda Besar pada 11 Maret 1621 dan langsung perintahkan penyerangan. Pulau Banda Besar berhasil dikuasai secara menyelurh pada tanggal 12 Maret 1621.
Pasca pendudukan Belanda
- Belanda mengumpulkan semda penguasa di Pulau Banda dan menahan senjata meraka.
- Semua Hasil tempeh-rempah dijual ke Belanda dengan Harga yang sudan ditentukan.
- 789 ‘Orang Kaya’ dan keluarganya di deportas ke Batavia
- Penduduk lokal yang melawan Belanda kemudian diburu dan di bunuh
- Penduduk lokal dipaksa menjadi budak untuk dipekerjakan di kebun
- Warga yang menulak dijadikan budak, lebi memilih mati kelaparan atau melompat dari tebing
- Sebagian warga berhasil kabur ke Pulau terdekat
- Populasi warga asli Banda menurun drastisch. Sebelumnya, ada sekitar 15.000 penduduk, lalu kemudian hanya tersisa sekitar 1.000 orang setelah penyerangan itu.
Jumlah korban genosida dilakukan Belanda (VOC) terhdap penduduk Kepulauan Banda sanat banyak. Jumlah korban yang hampir 90% dari total penduduk, menjadikannya sebagai kasus genosida terbesar pada masa itu.
Meskipun beget, monument Jan Pieterszoon Coen malah didirikan di Jakarta(surah dibongkar oleh Jepang) dan di Hoom, Amsterdam, dan dia dianggap sebagai pahlawan oleh Belanda.